Selayang Pandang Desa Banjar Tegeha
Desa Banjar Tegeha dahulu merupakan bagian dari wilayah Desa Banjar yang letaknya dibagian timur Desa Banjar, sekaligus merupakan tempat yang paling tinggi dibandingkan dengan daerah-daerah yang lainnya. Di wilayah bagian timur dari Desa Banjar ini terdapat 3 buah tempekan atau Dusun yaitu: Dusun Tangeb, Dusun Tengah, Dusun Abian, daerah ini dibatasi sungai yang terbentang dari selatan ke utara. Ketiga dusun yang berbeda disebelah timur, Desa Banjar Tegehe ini mempunyai kegiatan berladang dan bertani di kebun dan di sawah yang letaknya di sebelah timur Desa Banjar sekarang perkebunan dan persawahan ini dibatasi oleh Desa Tempeken yang berada di sebelah timur dan dibatasi juga oleh sungai. Dalam kehidupan bertani, ketiga dusun ini mempunyai system irigasi air yang bernama subak, pola pengairan di daerah ini sama juga dengan sisem pengairan subak-subak yang ada di Bali.
Seperti subak-subak yang ada di Bali, daerah ini juga memiliki Pura Subak yang letaknya di Pura Desa sekarang. Dalam perjalanan sejarah Desa Banjar Tegeha, Desa Banjar Tegeha konon diawali dari sebuah kesepakatan para tokoh masyarakat ketiga dusun dengan prajuru desa dan perbekel yang ada di Desa Banjar Tegeha, bahwa jika ketiga dusun ini mampu mengalirkan air ke daerahnya dan mendirikan sebuah Pura Desa akan membangun sebuah desa baru lagi di tempat ini, tetapi masih bagian dari wilayah Desa Banjar, untuk menghormati pemimpin yang ada di Desa Banjar Tegeha, karena letak wilayah ini paling tinggi dibandingkan di daerah lain, di desa Banjar Tegeha diambillah nama “Tegeha” atau dalam bahasa Indonesia yang berarti “tinggi”, untuk menghormati perbekel Desa Banjar, maka diambil pula nama Desa Banjar untuk member nama pada daerah yang baru tersebut jadi diberilah nama “Desa Banjar Tegeha” seperti kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya, didirikan pura Desa yang merupakan salah satu bagian dari Kahyangan Tiga dalam konsep ke agamaan Umat Hindu dan merupakan persyaratan minimal dibentuk sebuah Desa di Bali. Cikal bakal Pura Desa Banjar Tegeha ini adalah merupakan pura subak yang pernah ada di daerah ini.dalam perkembangannya Pura Subak tersebut dilengkapi pelinggih-pelinggih yang bisa memenuhi persyaratan sebuah Pura Desa.
Batas wilayah Desa Banjar Tegeha di sebelah selatan di batasi Dusun Pegentengan yang merupakan wilayah Desa Banjar, di sebelah barat dibatasi oleh Dusun Sekar yang juga merupakan wilayah Desa Banjar, di sebelah utara dibatasi oleh Desa Dencarik dan di sebelah timur dibatasi oleh Desa Tampekan. Sesuai dengan likita desa bahwa sejak tahun 1965 Desa Banjar Tegeha resmi menjadi Desa pemerintahan dengan sejarah kepemimpinan sebagai berikut :
1. Gede Engkel ( 1865 - 1885 )
2. Ketut Kana ( 1885 - 1945 )
3. Dalang Nyoman Gede ( 1946 - 1948 )
4. Dalang Nyoman Gede ( 1970 - 1972 )
5. Ketut Sugatra ( 1949 - 1969 )
6. Made Saniasa ( 1973 - 1997 )
7. Ida Bagus Mayun ( 1998 - 2008)
8. Ida Putu Semadi ( 2009 - 2014)
9. Ida Putu Semadi ( 2015 - 2021).
Sepanjang sejarah kepemimpinan Desa Banjar Tegeha telah banyak mengalami perjuangan dan perubahan untuk membangun Desa Banjar Tegeha dari sejak sebelum kemerdekaan itu tiba sampai dengan Indonesia merdeka , dilihat dari segi pembangunan, kesejahteraan masyarakat Desa Tanjar Tegeha telah mengalami perbaikan yang sangat luar biasa dibandingkan dengan tahun-tahun yang lalu, disamping itu juga perkembangan dan kemajuan dibidang baik itu kesehatan, pendidikan, administrasi pemerintahan , pelayanan kepemerintahan kepada masyarakat, keagamaan dan kebudayaan, sosial telah maju dan berkembang sehingga tatanan pemerintahan pun sudah semakin maju dibandingkan dengan dengan pemerintahan yang telah lalu .
Tidak hanya pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan Pemerintah Desa , Desa Banjar Tegeha memiliki objek wisata spiritual berupa tempat suci Agama Budha yaitu Vihara, yang diberinama BRAHMA VIHARA. Tempat ini biasanya dijadikan tempat untuk bermeditasi oleh berbagai kalanang baik agama Budha maupun agama lainnya, karena tempat ini tenang dan memiliki pemandangan yang indah.